Senin, 14 Maret 2011


Hand Out
Sekolah                           : SMK N 1 PADANG
Kelas / Semester            : X / I
Jumlah Pertemuan       : 1 x 40 menit
Pertemuan Ke               : 2 (dua)
Mata Pelajaran      :  Mengidentifikasi Lapisan Perkerasan Jalan
Waktu : 1 x 30 menit
Program Keahlian : Teknik Konstruksi Batu dan Beton
Judul   : Lapisan Perkerasan Jalan


1.      TUJUAN
      
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi lapisan Perkerasan Jalan. Hal ini sebagai dasar untuk mempelajari konstruksi perkerjaan jalan.


2.      TEORI

          Seperti kita ketahui bahwa jalan yang kita gunakan sebagai sarana perhubungan atau transportasi memilki konstruksi. Sama halnya dengan gedung/ bangunan juga memiliki suatu konstruksi begitu juga dengan jalan. Tapi konstruksi antara jalan dengan gedung memiliki perbedaan.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Gambar 1. Lapisan perkerasan jalan

            Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
·         Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).

      Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
  Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
      Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
      Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah    pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
·         Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
      Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
 Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis base
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat   lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

·         Lapisan pondasi atas (base course)
      Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

·         Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
          Konstruksi jalan raya merupakan suatu susunan pada jalan tersebut. Jenis-jenis konstruksi yang ada pada jalan diantaranya yaitu :
a.    Konstruksi perkerasan lentur
yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya atau flexible pavment. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Lapisan Flexible pavement ini terdiri dari :
              

b.   Konstruksi perkerasan kaku
yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland cement) sebagai bahan pengikatnya jenis perkerasan ini disebut juga dengan rigid pavment. Plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh plat beton.
              
               Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
               Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

               Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

               Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
·         Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
·         Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
·         Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
·         Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.




c.    Konstruksi perkerasan komposit
yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur. Dapat berupa perkerasan kaku diatas perkerasan lentur atu perkerasan lentur diatas perkerasan kaku.
Untuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.
               Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.


Dari jenis konstruksi perkerasan pada jalan raya dapat kita lihat perbedaannya berdasarkan tabel berikut:
Perbedaan
Perkerasan Lentur
Perkerasan Kaku
Bahan Pengikat

Repitisi Bahan

Penurunan Tanah Dasar

Perubahan Temperatur
Aspal

Akan timbul rutting (lendutan pada jalur roda)

Jalan bergelombang  (mengikuti tanah dasar)

Modulus kekakuan berubah. Timbul tegangan dalam yang kecil
Semen

Timbul retak-retak pada permukaan

Bersifat sebagai balok diatas perletakan

Modulus kekakuan tidak berubah. Timbul tegangan dalam yang besar

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan no : 03/MN/B/1983 dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Binamarga, kerusakan jalan terutama pada perkerasan lentur dapat dibedakan atas 6 jenis yang akan dijelaskan secara bertahap berikut jenis-jenisnya:

    * Retak (cracking)
    * Cacat Permukaan (disintegration)
    * Pengausan (polished aggregate)
    * Kegemukan (bleeding / flushing)
    * Penurunan pada bekas penanaman utilitas


1.       

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )



I.                   Satuan Pendidikan

Sekolah                       : SMK N 1 PADANG
Mata Pelajaran            : Mengidentifikasi Lapisan Perkerasan Jalan
Kelas / Semester          : X / I
Program Keahlian       : Teknik Konstruksi Batu dan Beton
Standar kompetensi    : Melaksanakan Pekerjaan Jalan
Jumlah Pertemuan       : 1 x 40 menit
Pertemuan Ke             : 2 (dua)

II.                Kompetensi Dasar     :

Siswa dapat memahami dan mengidentifikasi lapisan yang baik untuk perkerasan jalan raya

III.             Indikator Pencapaian   :

1.      Siswa dapat mengetahui lapisan-lapisan pada perkerasan jalan.
2.      Siswa dapat mengidentifikasi lapisan perkerasan jalan.
3.      Siswa dapat memahami setiap fungsi dari lapisan-lapisan perkerasan tersebut.

IV.             Tujuan Pembelajaran

Diakhir pertemuan siswa mampu :
    • Menjelaskan lapisan-lapisan perkerasan jalan.
    • Mengidentifikasi lapisan perkerasan jalan raya.

V.                Materi Pembelajaran

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (Subgrade). Jenis konstruksi perkerasan jalan pada umumnya ada dua jenis yaitu :
1)      Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
2)      Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement)

Perencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan  antara lain:
·         Perencanaan Jalan Baru (New Construction)
·         Perencanaan Perkerasan Jalan Lama ( Overlay )
·         Konstruksi Bertahap ( Stage Construction)


VI.             Metode Pembelajaran : Ceramah , Tanya Jawab

VII.          Kegiatan Pembelajaran
Uraian kegiatan pembelajaran
Metode
Waktu
Media
a.      a.   Pendahuluan
·      Salam pembuka
·      Melakukan apersepsi
·      Membangkitkan motivasi
·      Memusatkan perhatian peserta didik
·      Menyampaikan TUP/TKP
b.  Kegiatan Inti
·     Menjelaskan bentuk umum perkerasan jalan
·      Menjelaskan macam-macam perkerasan jalan
·      Menjelaskan konstruksi perkerasan jalan
·      Latihan setiap pokok pembahasan 

c.   Penutup
·      Merangkum
     Merangkum materi yang telah dipelajari  
·      Tindak lanjut ( peek beck )
     Memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan membahas soal-soal tersebut secara bersama-sama

·      Menyampaikan pokok pembahasan meteri yang akan di pelajari minggu depan     
Ceramah,
dan  Tanya jawab







Ceramah, dan Tanya jawab




Ceramah, dan
Tanya jawab


7 menit













23  menit




10 menit
















OHP,
Em pokus/     powepoin,  
Papan tulis,dan  Spidol


VIII.       Penilaian

·         Tugas
·         Aktif siswa dalam PBM ( Proses Belajar Mengajar )
·         UTS
·         UAS

IX.             Sumber Belajar

1.      Hendarsin Shirley. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung. Politeknik Negeri Bandung
2.      Labsheet. Tata Cara Perencanaan Tebal Perkersan Jalan Raya.



                                   





       Mengetahui                                                                      Padang, 14 Maret 2011
Kepala SMKN 1 Padang                                                        Guru Mata Pelajaran




(                              )                                                                 (TRIMAILUZI)
NIP :                                                                                       NIM/BP : 05991/08